Bank Sentral Eropa akan mempertahankan suku bunga utamanya sebesar 1,25 persen pekan ini, namun sinyal kenaikan lebih dalam kemungkinan akan terjadi karena harga-harga yang naik di zona euro yang terdiri dari 17 negara ini.
Ketakutan terbaru dari utang Yunani yang akan default membayangi pertemuan pembuat kebijakan ECB di Finlandia meskipun pemimpin Uni Eropa (UE) masih menolak spekulasi di dalam pasar keuangan.
Para ekonom berharap dewan pemerintahan ECB, yang akan berkumpul di Helsinki Kamis mendatang, mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, yang kemungkinan akan dimulai pada Juni.
Dilansir dari AFP, Minggu (1/5/2011), dewan ECB mengatakan akan mempertahankan dan selalu waspada terhadap tekanan harga, tarif lebih tinggi yang sedang berjalan.
Sementara itu, inflasi yang terus melejit perlahan ini merusak keyakinan konsumen zona euro dan mengakibatkan kenaikan suku bunga ECB untuk pertama kalinya sejak Juli 2008.
Menurut perkiraan Uni Eropa, inflasi April tercatat sebesar 2,8 persen, jauh di atas target ECB yang hanya di bawah 2,0 persen. Ini karena harga energi lebih tinggi dan harga komoditas lain merembes ke perekonomian yang lebih luas. Sementara pengangguran masih di bawah 10 persen untuk dua bulan berturut-turut.
Seperti diketahui, sebagian besar ekonom menganggap Athena masih perlu merestrukturisasi utang, mungkin dengan menetapkan waktu yang lebih lama untuk penggantian atau dengan menyatakan bahwa tidak semua akan diganti, meskipun para pemimpin ECB dan Uni Eropa tetap bersikeras sebaliknya.
Bank di Prancis dan Jerman sangat terkena potensi kerugian jika Yunani tidak membayar utang, tetapi politisi juga menyadari masyarakat semakin lelah dengan pondasi RUU bailout.
Di London, Bank of England diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utamanya pada titik rendah sebesar 0,50 persen karena pandangan ekonomi yang lemah. Sedangkan US Federal Reserve harus tetap dengan rekor rendah mendekati nol persen untuk saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar